BMKG Ingatkan Potensi Gempa di Atas M 7 dan Tsunami Jatim
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gempa dan tsunami di pesisir selatan Jawa Timur dengan melihat data peningkatan frekuensi gempa kecil sejak awal tahun dan gap seismik yang masih menyimpan energi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya telah mengamati dan menganalisis fenomena gempa bumi yang meningkat di Jawa Timur beberapa waktu terakhir. Dari hasil analisis pihaknya, Jatim mengalami peningkatan jumlah gempa-gempa berkekuatan kecil.
“Sejak awal tahun kami survei. Mulai tahun-tahun sebelumnya rata-rata gempa 300-400 kali, tapi mulai Januari itu sudah lompat 600 kali lebih dan memang rata-rata 600 kali saat ini, di Jatim terjadi lompatan,” kata Dwikorita dalam sebuah webinar di kanal Youtube infoBMKG, Jumat (28/5).
“Kami susuri pantai mulai Jatim sampai Selat Sunda untuk mengecek yang kami khawatirkan; gempa-gempa yang kekuatan (magnitudo) di atas 7 dan diprediksi yang skenario terburuk [magnitudo] 8,7 ini bisa membangkitkan tsunami,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, gempa-gempa kecil yang belakangan sering mengguncang Jatim ini merupakan alarm bagi semua pihak. Meski bukan berarti akan ada gempa besar, ia menyebut tren peningkatan gempa-gempa dengan kekuatan kecil di itu biasanya mengawali gempa-gempa besar.
Selain itu, Dwikorita mengatakan, dari hasil analisis BMKG, seluruh pesisir Jatim berpotensi untuk diterjang tsunami apabila ada gempa besar.
“Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar,” ujarnya.
Tidak hanya itu, hasil analisis dan kajian BMKG juga menyebutkan bahwa potensi genangan hasil tsunami itu bisa mencapai setinggi 22 meter.
“Ini sudah masuk genangan, bukan tinggi gelombang di pinggir pantai. Genangan bisa mencapai 22 meter, ini sampai masuknya juga menjorok cukup jauh [ke darat],” pungkasnya.